ADA yang berseloroh, beda wanita dulu dan sekarang adalah wanita zaman
dulu tentunya sekarang sudah menjadi tua alias nenek-nenek. Ada-ada saja
ya. Tapi memang, seiring bergulirnya zaman, ada perbedaan dari segi
norma, sikap, dan cara pandang. Dulu kaum wanita muda merasa takut untuk
keluar rumah malam-malam. Tetapi saat ini, batasan malam itu sudah
tidak jelas bagi mereka. Banyak wanita sampai jam 11 malam masih
ngider-ngider di tengah kota. Dulu memakai pakaian seksi, ketat,
membentuk badan, memakai rok mini, celana pendek, dll. Dianggap tabu dan
memalukan. Tetapi saat ini ia menjadi kebanggaan. Banyak wanita muda
masa kini “stress” kalau tidak bisa berseksi-seksi ria di depan umum.
Dulu, dunia pelacuran itu sangat dibenci dan dijauhi sekuat tenaga.
Tetapi saat ini banyak pelacur tanpa malu-malu memamerkan diri dan
tubuhnya di TV, majalah, koran, arena konser, dan memamerkan suara
erotik di radio, lewat lagu, dll.
Dulu wanita-wanita muda yang terlibat dalam pornografi sangat sedikit.
Sangat kecil jumlahnya. Tetapi saat ini, jumlah mereka sangat besar.
Mereka tidak malu-malu menjadi obyek media pornografi. (Biasanya,
wanita-wanita demikian sudah pernah melakukan zina dengan laki-laki,
siapapun dirinya. Karena sudah pernah zina, jadi “urat rasa malunya”
sudah putus. Dengan terlibat pornografi, selain alasan komersil, dia
juga ingin “balas dendam” kepada semua laki-laki. Siapa yang berbuat,
siapa yang kena akibat?).
Dulu kaum wanita muda memiliki komitmen moral dalam sikap, perilaku,
perkataan, cara bergaul. Mereka tidak mau melakukan hal-hal yang
melanggar norma moral. Tapi saat ini, tingkah wanita sudah seperti
“hidup tanpa norma” sama sekali. [islampos]